Sabtu, 14 Juli 2012

Manusia Bertopeng



       Ref:
       "Tapi buka dulu topengmu,
         buka dulu topengmu
         Biar kulihat warnamu,
         kan kulihat warnamu..."
                       

Cuplikan lirik diatas diambil dari lagu "Topeng" karya Peter Pan dan merupakan lagu pembuka pada suatu acara obrolan di sebuah radio swasta di Jakarta beberapa bulan yang lalu. Topik tersebut saya dapatkan dari seorang teman baru yang belum lama ini saya kenal. Apa yang beliau ajarkan sungguh merupakan suatu inspirasi, membuka cakrawala, dan jika diaplikasikan secara benar memberikan banyak manfaat di dalam kehidupan sehari-hari.

Beragam Manusia dengan Topengnya
 (Sumber Google)


Saya mendefinisikan manusia bertopeng sebagai manusia yang menampilkan perilaku berbeda-beda pada setiap situasi dimana dia berada. Perilaku berbeda-berbeda ini dapat muncul karena manusia dikaruniai kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial tertentu. Perilaku ini tidak statis, dia berkembang, berubah secara bertahap, sesuai dengan pandangan dan pengalaman hidup yang dialaminya sehari-hari.     

Semua manusia bertopeng; Suami, istri, anak, teman, sahabat, rekan kerja, atasan, tetangga, saudara, dan bahkan orang tua memiliki dan menggunakan topeng. Topeng tersebut jika kita cermati dan rasakan diaplikasikan secara otomatis saat mereka berhadapan dengan orang lain, saat mengalami tekanan, atau di saat santai. Topeng ini pun menampilkan perilaku yang berbeda bila mereka berada dalam situasi yang berbeda seperti kerja, hubungan pertemanan atau keluarga atau hubungan dengan tetangga.



Di tempat kerja bagian account management misalnya, kita bisa melihat topeng yang digunakan oleh rekan kerja kita. Perhatikan perilaku rekan kerja kita saat berbicara dengan klien atau teman kerja lain pada situasi meeting dengan perilakunya saat dalam tekanan deadline tugas. Pada saat bersama klien, perilaku yang ditampilkan adalah ramah, bersahabat, berkomunikasi dengan sopan. Saat berada dalam tekanan perilaku yang muncul adalah marah-marah, keras kepala, sensitif, dan nada bicara meninggi terhadap bawahannya. Namun saat santai di kantor, perilaku yang muncul berbeda dengan kedua perilaku  sebelumnya, dia cenderung tidak banyak bicara, menyukai analisa, fokus kepada hal-hal yang detil, dan bergaul dengan rekan kerja seperlunya. 

Munculnya tiga perilaku tersebut pada kondisi yang berbeda merupakan sesuatu yang normal. Tidak ada yang salah dengan perilaku rekan kerja kita tersebut. Dia tampil apa adanya. Namun jika ternyata Anda menggunakan kacamata Anda (baca: persepsi) dan memberikan "label" terhadap rekan kerja Anda tersebut sebagai seorang yang kasar, suka marah-marah, dan penyendiri maka saya bisa prediksikan bahwa hubungan komunikasi Anda dengan teman kerja tersebut bersifat formal, terbatas, dan tidak terbuka.  


Meningkatkan Kualitas Komunikasi dan Produktivitas Kerja

Kita harus menyadari bahwa semua manusia diciptakan unik dan memiliki perilaku yang berbeda-beda. Hal ini dapat dengan mudah Anda lihat pada perilaku anak-anak Anda atau orang-orang yang dekat dengan Anda, meskipun mereka dilahirkan dari ibu dan ayah yang sama perilaku mereka berbeda-beda. Begitulah Yang Maha Kuasa menciptakan manusia, mereka diciptakan unik dan berbeda-beda sehingga memberikan warna dalam kehidupan kita di dunia ini. Prinsip ini harus Anda yakini dengan kuat dan teguh.

Kerena mereka unik, persepsi kita terhadap perilaku mereka pun harusnya berbeda dan tidak bisa menggunakan standar nilai yang ada di diri sendiri. Dengan menyadari bahwa mereka merupakan pribadi yang unik, kita akan terbiasa untuk menerima dan memahami alasan mengapa perilaku tersebut muncul dan membentuk kepribadian mereka. Kita akan menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan tidak terburu-buru memberikan "label baik atau buruk" terhadap diri mereka.

Lebih lanjut, dengan memahami perilaku mereka tersebut, hambatan komunikasi yang mungkin muncul karena "label" yang kita berikan untuk mereka dapat diminimalisasi atau dihilangkan. Di dalam praktek dunia kerja, minimnya hambatan komunikasi berarti meningkatnya koordinasi kerja antar karyawan atau unit kerja. Hal ini memiliki dampak yang sangat positif, karena semakin mudahnya koordinasi terjadi antar karyawan, berarti program kerja, aktivitas, atau tugas dapat diselesaikan secara cepat dan sesuai target waktu. Produktivitas kerja perusahaan pun dapat ditingkatkan.  


Metode atau Cara Mengenal Kepribadian Orang Lain

Saat ini banyak tersedia metode atau cara untuk menemukenali kepribadian orang lain. Di sini saya akan memberikan ilmu yang paling tua dan mudah diaplikasikan untuk menggambarkan gaya seseorang dan memprediksikan kepribadian. Ilmu tersebut adalah DISC atau kepanjangan dari Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance yang dikembangkan oleh Marston pada tahun 1926.

Sistem Assessment DISC adalah mengelompokkan perilaku dominan manusia ke dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya kepribadian. Orang-orang yang memiliki gaya serupa memiliki kecenderungan atau diprediksikan menampilkan perilaku yang sama. Dominance (Dominan), Influence (Intim), Steadiness (Stabil), dan Compliance (Cermat) merupakan empat kutub kepribadian manusia yang bervariasi sesuai tingkat intensitasnya. Deskripsi dari masing-masing kepribadian manusia tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Jika Anda bertemu dengan orang yang memiliki berbicara secara tegas, bertindak dengan cepat, ego tinggi, berani mengambil risiko, dan cepat dalam mengambil keputusan serta terkadang bertindak semaunya sendiri, maka Anda telah bertemu dengan orang dengan kepribadian Dominan (D). Meskipun mereka dikaruniai bakat pemimpin semenjak lahir, namun tidak semua menyukai orang tipe D karena perilaku mereka yang terkadang kasar, sering sarkasme, menolak rutinitas, kurang detil, suka argumentatif, dan sering memaksa. Ketakutan terbesar mereka adalah dimanfaatkan oleh orang lain. Untuk menjalin komunikasi efektif dengan orang tipe D seperti ini, lakukan pembicaraan singkat dan jangan bertele-tele, fokus pada usaha, kedepankan logika dalam pengambilan keputusan. 

Anda mungkin masih ingat dengan teman di kampus dahulu yang memiliki perilaku cerewet, ceria, antusias, terkadang emosional, optimis, dan memiliki kemampuan persuasif. Ia adalah individu yang memiliki kepribadian Intim (I). Saking sukanya bicara dan membanggakan diri, teman dengan kepribadian I cenderung kurang menyukai hal-hal yang detil, suka mencari popularitas, egosentris, pelupa karena fokus kepada diri sendiri dibandingkan orang lain, dan tidak disiplin. Ketakutan terbesar mereka adalah adanya penolakan sosial. Untuk menjalin komunikasi efektif dengan teman tipe I, lakukan pembicaraan ditempat yang nyaman, berikan mereka kesempatan untuk mengutarakan ide/masukan/pendapat, berbagi pengalaman, utarakan kekaguman atas dirinya, jangan mendominasi pembicaraan, dan jangan memberikan instruksi dalam bentuk lisan namun tertulis.

DISC (Sumber Google)
Sedangkan orang dengan perilaku Stabil (S) memiliki ciri-ciri umum antara lain pendengar yang baik, bersahabat, sabar, simpatik, dapat diandalkan, menyukai pekerjaan yang rutin. Kelemahan dari perilaku ini adalah lamban, keras kepala, tidak antusias, tidak sensitif, menghindari konflik, dan sulit mengambil keputusan. Ketakutan terbesar mereka adalah kehilangan rasa aman. Untuk menjalin komunikasi efektif dengan orang tipe S, lakukan pembicaraan ditempat yang terasa nyaman baginya, tunjukkan perhatian yang tulus kepada mereka, bangun kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat, dan berikan waktu kepada mereka untuk beradaptasi. Jangan memaksa dan bersikap agresif kepada mereka karena hal ini akan mengakibatkan penarikan diri mereka terhadap Anda dan berdampak menurunkan intensitas komunikasi dan koordinasi kerja.

Terakhir, orang dengan perilaku Cermat (C) memiliki ciri-ciri umum antara lain rapi, akurat, berhati-hati, menyukai fakta dan data, selalu berencana sebelum bertindak, analitis, dan memiliki standar tinggi. Kelemahan dari perilaku orang ini adalah tidak menyukai konflik, pendiam, terkesan teoritis, kurang percaya diri, kurang bergaul, dan hidupnya tidak praktis. Ketakutan terbesar mereka adalah kritik yang terlalu tajam. Untuk menjalin komunikasi efektif dengan orang tipe C, lakukan persiapan data dan fakta yang mendukung, selalu memberikan alternatif solusi, mengambil kesimpulan berdasarkan data dan fakta, dan kurangi memberikan kejutan-kejutan permasalahan atau konflik. 


Dengan mengetahui karakter dari masing-masing orang yang dekat dengan kita maka semakin mudah kita menjalin komunikasi yang efektif dengan mereka. Kita menjadi semakin mudah memahami kondisi-kondisi sosial yang saat ini dengan mereka, semakin bijak mensikapinya, dan mengetahui bagaimana agar tetap dapat menjalin koordinasi kerja yang efektif di dalam perusahaan. 

Akhir kata, kemampuan kita memahami orang lain ini tidak hanya berhenti sampai sini, diperlukan latihan dan praktek secara kontinu agar kemampuan kita semakin terasah saat berkomunikasi dengan mereka. Jadi, jangan pernah berhenti belajar ya ....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar