Senin, 25 Juni 2012

Menjadi Manusia Autopilot Cemerlang


Topik Manusia Autopilot ini merupakan tema diskusi saya dengan para sahabat-sahabat bulan Mei 2012 yang lalu pada acara Jakarta Sore di radio DFM 103,4FM. Tema ini terus terang muncul seketika saat sahabat saya menanyakan apakah ada ide untuk Jakarta Sore di bulan tersebut. Saya bilang ada dan langsung saya menawarkan 2 topik yang menurut saya sedang hot yakni manusia autopilot dan  tongkat, wortel, dan hotdog. 

Mengapa mengambil topik "Manusia Autopilot"? Terus terang ide ini muncul ketika saya mendengarkan keluhan demi keluhan dari teman-teman tentang kondisi pekerjaannya yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah mendengarkan berbagai curhat ini, saya menenangkan diri dengan menarik napas cukup dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Bukan apa-apa, namun  karena kuping cukup panas dan otak perlu udara segaaaar untuk bisa berpikir jernih kembali.

Yang mengherankan adalah mengapa ada teman yang memiliki pengetahuan, ketrampilan yang solid, analitis, dan kritis masih saja mengeluhkan tentang kondisi kantornya yang katanya kurang memberikan apresiasi dan perhatian. Muncul segera pertanyaan di benak saya, mengapa dia mengeluh dan mengapa dia masih bertahan di perusahaannya itu? Apa yang terjadi pada dirinya merupakan reaksi atas sesuatu yang dia pikirkan sebelumnya. Hal ini yang saya sebut sebagai mekanisme autopilot.

Cockpit Pesawat  (Sumber Google)


Definisi autopilot yang saya sadur dari wikipedia adalah sistem pemandu kendaraan, umumnya pesawat terbang, untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu tempat ke tempat lainnya tanpa bantuan dari manusia. Terdapat dua unsur penting dari definisi di atas yakni sistem pemandu dan tujuan tertentu. Meskipun pesawat memiliki sistem panduan yang mutakhir, sistem ini tidak dapat bekerja sebelum tujuan ditetapkan oleh pengemudi. Jika manusia autopilot diibaratkan sebagai sebuah pesawat terbang, maka dia adalah kapten pesawat, tujuan hidupnya merupakan landasan (airport) yang ingin dituju, dan prinsip hidup merupakan sistem pemandu berupa instrumen dan tombol-tombol navigasi pesawat tersebut.   

Manusia autopilot adalah manusia yang telah menetapkan prinsip dan tujuan hidup baik secara sadar maupun tidak sadar hal tersebut mengarahkan jalan hidupnya kepada apa yang dia telah tetapkan. Apakah prinsip dan tujuan hidupnya itu baik, buruk, mulia, rendah, bernilai, buram tetap akan dijalankan olehnya secara sadar maupun tidak sadar. Mengapa bisa terjadi? Ya, hal ini dapat terjadi dikarenakan manusia memiliki dan menggunakan 2 mekanisme berpikir yakni menggunakan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Perilaku manusia dipandu oleh pikiran bawah sadar. Koq bisa? Lebih jelasnya baca terus tulisan ini...


Pikiran sadar adalah pikiran yang aktif saat manusia terjaga. Pikiran sadar ini akan mengidentifikasi, menyeleksi, menganalisa semua informasi-informasi yang masuk ke dalam otak dan membandingkannya dengan informasi-informasi yang telah ada. Hasil dari proses ini adalah informasi tersebut akan direkam di dalam pikiran bawah sadar atau diabaikan (tidak direkam). Informasi yang disimpan di dalam pikiran sadar bersifat memori jangka pendek.

Sementara itu pikiran bawah sadar merupakan pikiran yang menampung segala informasi-informasi yang telah berikan "label" oleh pikiran sadar sebagai sesuatu yang benar. Informasi ini berupa gambaran-gambaran atas keteladanan dan pengalaman yang diyakni sebagai sebuah kebenaran dan menjadi bagian dari sistem pengambilan keputusan dan tingkah laku kita. Informasi yang disimpan di dalam pikiran bawah sadar bersifat memori jangka panjang dan cenderung mengendalikan hidup kita.

Contoh sederhana bahwa pikiran bawah sadar yang mengendalikan hidup kita dapat dilihat dengan memperhatikan apa yang kita lakukan setiap waktu dari pagi hingga malam selama 1 minggu berturut-turut. Apa yang kita kerjakan dari hari Senin hingga Minggu merupakan urutan-urutan aktivitas yang selalu sama, rutin, dan berulang. Ibaratnya, pikiran bawah sadar inilah yang mengkontrol perilaku dan mengarahkan kemana hidup kita akan menuju. Ini yang saya maksud sebagai Manusia Autopilot.

Yang menarik menjadi pertanyaan adalah sudahkan kita yakin bahwa kita telah memiliki prinsip dan tujuan hidup yang benar? Lalu apakah definisi "benar" menurut kita merupakan sesuatu yang memang "benar"? Saya jadi teringat sebuah ayat di dalam Kitab Suci Al Quran (Q.S Al Baqarah 216) : "... boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kami menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu..."

Kebanyakan manusia tidak sadar bahwa telah memiliki prinsip hidup dan menetapkan hidupnya ke arah yang salah. Bagaimana caranya  mengetahui bahwa arah hidup seorang manusia itu salah? Paling mudah adalah dengan melihat perilakunya. Di awal saya telah jelaskan bahwa pikiran bawah sadar ini mengkontrol tujuan dan perilaku kita. Jadi apabila kita menemukan individu yang memiliki perilaku yang negatif dan cenderung menyalahkan situasi maka bisa dikatakan bahwa dia memiliki prinsip hidup atau tujuan hidup yang salah.

Saya memiliki teman yang memiliki prinsip dan tujuan hidup yang salah. Cukup lama baginya untuk mengenali kesalahan ini hingga berumur 27 tahun. Cukup lama juga ya.... Ceritanya sebagai berikut: "Dia menceritakan penyebabnya sederhana dan terjadi saat menduduki bangku SMA. Dulu setiap hari, Senin - Jumat, dia selalu pergi ke sekolah menggunakan mikrolet (angkutan umum). Hal yang paling mudah kita temui jika di dalam mikrolet adalah tempelan stiker-stiker di kaca-kaca angkot tersebut. Tersebutlah "Diam itu Emas", sebagai  peribahasa yang tertempel di kaca tersebut. Dikarenakan dia selalu naik mikrolet setiap hari dan stiker tersebut terbaca berulang-ulang maka secara tidak langsung mempengaruhinya dan menjadi prinsip hidupnya. Namun hal itu jelas SALAH. Saat dia beranjak dewasa dan masuk ke dalam dunia kerja, dia merasa minder karena sulit untuk mengekspresikan pendapatnya. Di dalam dunia kerja dimana orang berlomba-lomba untuk mengejar karir dan prestasi, peribahasa tersebut tentulah tidaklah tepat. Yang tepat adalah  "Diam itu Perunggu dan Bicara itu Emas". "Bicara" yang saya maksudkan disini adalah mengutarakan ide, pandangan, keberanian, dan keyakinan diri. Alhamdulillah, prinsip hidup yang salah dan mengakibatkan perilaku pendiam tersebut dapat dikikis secara perlahan melalui proses mengasah keberanian bicara, presentasi, dan diskusi serta perulangan perilaku tersebut secara terus menerus. Butuh waktu 12 bulan baginya untuk terapi berani bicara di depan umum, meningkatkan kemampuan presentasi, diskusi, dan berpikir cepat.

Apa yang terjadi kepada teman saya di atas menunjukkan bagaimana secara pikiran bawah sadar mengarahkan hidup kita. Lalu bagaimana kita dapat menyadari bahwa prinsip hidup dan tujuan hidup kita ada yang salah tanpa bantuan orang lain? Gunakan perasaan Anda. Jika anda cukup sensitif, hal ini dapat dirasakan ketika mulai timbulnya friksi-friksi dengan pekerjaan kantor, atasan atau rekan kerja, atau lebih mudah jika ada rekan/sahabat yang  mengingatkan tentang perilaku kita yang menyimpang. Atau mungkin juga terjadi saat mengemudi, kita sering diklakson orang lain akibat perilaku mengemudi kita yang agresif (lebih peduli terhadap kepentingan pribadi dibandingkan keselamatan orang lain). Jika hal itu terjadi, tarik nafas dahulu, berpikir positif, dan mengendalikan emosi negatif. Tanyakan apakah pada diri sendiri ada sesuatu yang salah yang saya lakukan? Jika memang ada yang salah, segera akui dan katakan bahwa tindakan saya tersebut salah. Pikiran bawah sadar akan merekam apa yang kita ucapkan dan memberikan label baru atas perilaku kita tersebut agar tidak berulang kembali.

Hikmah cerita teman diatas dapat dijadikan pembelajaran bahwa diperlukan keterbukaan terhadap masukan atau hal-hal baru, keberanian mengkoreksi diri, dan kemauan untuk mengubah mekanisme autopilot yang salah ke mekanisme autopilot yang benar. Membaca buku, mengikuti kisah hidup orang sukses, belajar dari pengalaman orang lain, belajar ilmu pengetahuan atau ketrampilan baru dan mendengarkan serta keberanian melakukan perbaikan diri, merupakan aktivitas-aktivitas yang dapat membuka pintu pikiran dan hati kita (aktivitas pembaharuan diri).

Bila aktivitas-aktivitas pembaharuan diri ini kita lakukan secara rutin, niscaya sistem autopilot yang ada di tubuh akan selalu mengarahkan kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan cemerlang. Amin....  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar