Selasa, 26 Juni 2012

Membuka Rahasia Dunia Melalui Membaca (2)


Melanjutkan pembahasan kita mengenai membuka rahasia dunia melalui membaca, terdapat contoh kasus yang dekat dengan keseharian kita yakni "perilaku berkendara kita di jalan raya, baik menggunakan sepeda motor maupun mobil". 


Mungkin banyak dari kita memendam kekesalan terkait dengan mobil yang tersenggol oleh motor atau jalan di depan kita yang secara tiba-tiba dipotong oleh mobil lain. Sama halnya dengan motor, mungkin kita sebagai pengendara motor ditabrak dari belakang saat berjalan pelan diantara antrian, atau diserempet oleh motor lain atau mungkin kita sering melihat banyak pengendara motor yang menerobos lampu merah di perempatan jalan.


Mengapa banyak sekali kita melihat kondisi tersebut di lingkungan sekitar kita? Jawabnya cukup mudah. Cukup kita menanyakan kepada diri sendiri, sewaktu kita mengambil SIM A/C apakah kita benar-benar membaca buku Pengetahuan Lalu Lintas? Saya cukup yakni lebih dari 80% mereka yang memiliki SIM saat ini tidak membaca atau mungkin tidak pernah melihat buku tersebut. Jadi perilaku mengemudi yang kita lihat di jalan merupakan perilaku pengemudi otodidak (belajar sendiri berdasarkan pengamatan dan pengalaman) dari masing-masing orang. Coba bayangkan, di Jakarta (2011) ada lebih dari 9,8 juta pengendara sepeda motor dan lebih dari 2,5 juta mobil pribadi dan jika diasumsikan 10% dari mereka memiliki perilaku mengemudi yang sama karena belajar dari orang lain di jalan, maka mungkin itu merupakan jawaban dari apa yang kita lihat saat ini di jalanan.   

Lalu Lintas di Jakarta (Sumber Google, blog.galihsatria.com)



Kondisi ini mungkin akan berbeda bila para pengendara yang ingin memperpanjang atau ingin membuat SIM A/C diwajibkan untuk membaca buku Peraturan Lalu Lintas. Baiknya lagi bila buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar yang mengajarkan mengenai berperilaku yang aman dan tertib di jalanan. Bagaimana caranya mewajibkan membaca? Caranya mudah. Pertama, per mudah masyarakat memperoleh akses informasi tersebut dari berbagai macam media, cetak maupun digital. Kedua, buatlah sistem pre-test online yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan latihan sebelum melakukan test. Kegunaan alat test ini adalah melatihan daya ingat. Ketiga, buatlah sistem test SIM A/C yang menggunakan konsep visual (gambar-gambar) di bandingkan dengan tertulis. Ingat, informasi yang bersifat visual lebih mudah dan lama disimpan di dalam memori otak kita dibandingkan berbentuk teks. Keempat, melakukan tindakan bagi mereka yang tidak disiplin atau tidak mematuhi rambu yang telah ditetapkan.



Contoh di atas merupakan salah satu pentingnya membaca. Tidak adanya ruginya kita membaca buku dan justru memberikan banyak manfaat di kemudian hari. Mungkin bagi kebayakan orang mungkin membaca buku Pengetahuan Lalu Lintas merupakan sesuatu yang percuma, namun dibalik itu tersimpan manfaat yang begitu banyak antara lain menjaga keselamatan diri dan keluarga, keselamatan orang lain, dan harta benda. Bayangkan jika setidaknya 50% pemilik SIM membaca buku tersebut, saya yakni hidup ini akan lebih indah,  lebih damai, tenang, dan kita tidak menjadi orang yang emosional di jalanan. Semoga ...

Sepertinya saya cukupkan dahulu cerita ini dan akan saya sambung dalam cerita berikutnya. Ditunggu ya.... 

1 komentar:

  1. iya mas, pas bikin sim mana ada buku-buku buat dibaca -,- pantas saja ya pengetahuan lalu lintas kita masih minim

    BalasHapus